Baca juga: Igan Andhika duet bareng Elvan Saragih di "Jangan Kau Beri Harapan"
Lagu yang ditulis oleh Bernadya ini terinspirasi dari pengalaman sahabatnya yang seringkali membagi cerita dengannya. Bagaimana dirinya melihat momen tersebut sering terjadi di sebuah hubungan, bahwa berhubungan tidak selalu berjalan dua arah atau saling mendukung, ada juga hubungan yang berjalan secara sepihak seperti di-ghosting.
"Di lagu ini aku mau mencurahkan isi kepala mengenai pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab selama ini mengenai sebuah hubungan. Pertanyaan tersebut muncul karena sering mendengarkan curahan hati teman dan juga hasil dari overthinking aku di malam hari," kata Bernadya dalam siaran pers, Sabtu.
Lebih lanjut, penyanyi asal Surabaya tersebut mengatakan bahwa penyanyi solo Rendy Pandugo ikut terlibat dalam proses pembuatan lagu ini.
"Aku bikin lagu ini sehari, hasil dari menyendiri di kamar sambil main gitar. Di lagu ini aku mengajak Rendy Pandugo sebagai music produser karena aku suka banget sama lagu-lagu dan karyanya," imbuhnya.
Ia menambahkan, aransemen lagu "Apa Mungkin" dibuat simpel guna menemani lirik dengan penggunaan kata-kata yang ringan sehingga terasa dekat dan ear catchy. Rendy Pandugo, yang didapuk sebagai produser lagu, dapat merangkum perasaan pahit-manis (bittersweet) dari lagu tersebut.
"Saya sedari mendengar demo lagu ini sangat bersemangat dan menantikan hari ini datang. Terutama karena cara dia merangkai kata, bikin saya mendengarkan lagu ini seperti mendengarkan cerita sahabat. Saya berharap, kami, di JUNI selalu menjadi sahabat Bernadya berkarir di industri musik Indonesia," kata CEO JUNI Records Adryanto Pratono.
Sementara itu, "Apa Mungkin" kini sudah bisa didengarkan hari ini di berbagai layanan musik digital. Sedangkan video musiknya sudah bisa disaksikan di kanal resmi Bernadya.
Baca juga: Spotify hadirkan fitur buat "playlist" musik sesuai gaya berpakaian
Baca juga: Satine Zaneta gambarkan makna hidup lewat EP perdana "Tentang Waktu"
Baca juga: Shakila Anjani rilis dua "single" bareng Andi Rianto & Tito P Soenardi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022
from "lagu" - Google Berita https://ift.tt/9H5Jhof
via IFTTT
from Update Saji https://ift.tt/Cv5WBfm
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar